Halaman

Rabu, 16 Maret 2011

surat buang sang pencopet

Gw mau nyoba tampil agak aneh dikit nii, (*tegak, tanpa senyum).
Sebenernya surat ini udah gw buat jauh sebelum gw kenal ama orang yang ngianatin gw yang dari kota semarang(anjrit gw inget lagi ma tu anak), sebelum gw juga tepar berminggu2 di bangsal(kampret lo mil), sebelum pak tani di terima sebagai pegawai sawah, Sebelum nasib baik menarik gw ke kota metropolis yang sangat metropolis n pastinya sebelum gw bikin nii blog(shit curhat gitu jadinya)..

Tapi, kata satpam sekolah gw : "tak ada kata terlambat, sebelum jam 07.00, setelah itu gerbang dikunci, sorry".
Yauda, tanpa peduli sama pepatah si satpam, gw pajang deh surat ini.



------------------------------***------------------------------

Surat Untuk Sang Jambret
jogja, 14 februarii 2008,  23:40:32 wib.

Hai, kawan.
Tadi siang kita berhadapan, tapi aku tidak bertemu denganmu. Karena kamu tersembunyi dibalik emosi bengis itu. 
Dan aku yakin, malam ini, melalui surat ini, aku bisa bertemu dan berbicara langsung denganmu. Dengan kamu yang sebenarnya.


Karena malam, memanjakan kemarahan setiap jiwa manusia untuk terlelap mati.


Aku salut padamu.
kamu mampu hidup menembus keterpaksaan-keterpaksaan yang tidak pernah kau ingini.
kamu mampu meredam cita-cita indah yang pernah kau lantunkan dalam nyanyian khayalanmu.
Dan itu tak semudah yang orang bayangkan, kawan.
pahit 
Emang s
angat sakit.


Kawan,
Kalau saat ini kamu sedang berada di dalam gubukmu, cobalah keluar.
kalau kamu sudah berada diluar, cobalah menengadah.


Sesungguhnya, bintang-bintang yang begitu indah itu hanyalahbongkahan batu miskin dan jelek.(bukan bermaksud ngina pals)
Tapi kenapa mereka bersinar dengan begitu kaya dan cantik?


Sebab, matahari yang kala ini berada dibalik bumi membagikan sinarnya kepada batu-batu itu.
Bahkan, batu miskin nan jelek yang telah mendapatkan cahayapun kembali memantulkannya untuk sahabat-sahabatnya yang lain.


Hingga keikhlasan yang memenuhi langit itu dibagikan pula kepada bumi,
Hingga aku dan kamu dapat menikmati ketentraman taman langit, langsung pada hati kita.


Bersama malam,
Tak perlu lah kamu tergesa-gesa untuk mencari kelengahan orang, hanya untuk berusaha meniru kehidupan anak-anak yang dimanjakan orang tuanya.
Karena makhluk-makhluk perebut rezeki itu semuanya terlelap. Menikmati empuknya kekayaan mereka.


Tapi kita tidak membutuhkan kehangatan ruang tidur yang sesungguhnya dihangatkan oleh panasnya keserakahan itu.


Karena yang kita butuhkan adalah kebaikan alam langit, yang selalu berbagi dan tak berhenti untuk berbagi.


Sampai jumpa lagi kawan. Dimalam hari tentunya.

jabrik
Wassalam,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar